PENGARUH KONSUMSI PROTEIN HEWANI TERHADAP PENINGKATAN TINGGI BADAN PADA BALITA STUNTING DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BONTONYELENG

Latar Belakang : Masalah stunting merupakan salah satu masalah gizi di dunia, terutama di Negara-negara miskin dan berkembang. Stunting merupakan status gizi berdasarkan indeks PB/U atau TB/U, dimana standar hasil pengukuran antropometri yang digunakan untuk menilai status gizi anak berada pada nilai ambang batas (Z-score) dan lt; -2 SD hingga -3 SD (pendek/stunt) dan andlt;-3 SD (sangat pendek/stunt).
Tujuan Penelitian : Mengetahui pengaruh konsumsi protein hewani terhadap peningkatan tinggi badan pada balita stunting di wilayah kerja puskesmas bontonyeleng.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode quasi eksperimental dengan pendekatan non-equivalent control-group pre test-post test design. Jumlah responden sebanyak 36 orang, masing-masing kelompok intervensi dan control berjumlah 18 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode non-probability sampling dengan cara pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Pada kelompok intervensi dilakukan pemeriksaan awal tinggi badan sebelum diberikan protein hewani berupa telur satu kali sehari selama 30 hari dan setelah itu
dilakukan pengukuran kembali tinggi badan. Sedangkan pada kelompok control dilakukan pemeriksaan awal tinggi badan sebelum diberikan edukasi tentang protein hewani dan setelah 30 hari dilakukan pengukuran kembali tinggi badan.
Hasil penelitian : Hasil uji statistic menggunakan uji T berpasangan tinggi badan pada kelompok intervensi nilai pvalue = 0.002 (p<a = 0,05) sedangkan tinggi badan pada kelompok control nilai pvalue = 0.000 (p< a = 0,05).
Kesimpulan dan Saran : Terjadi peningkatan tinggi badan setelah diberikan protein hewani dan edukasi kesehatan, ini dapat memberikan gambaran pada orang tua responden yang anaknya menderita stunting agar selalu mengonsumsi makanan yang mengandung protein.

Kata kunci : Stunting, Protein Hewani, Balita